Finlandia adalah negara yang terletak di wilayah eropa timur dan
Antlantik utara atau disebut dengan negara nordik. Negara yang sistem
pemerintahannya berupa republik parlementer ini merupakan tempat lahirnya
telepon gengam sejuta umat atau nokia. Tidak hanya itu, di negara yang memiliki
kepadatan penduduk terendah di uni eropa ini juga terdapat sistem pendidikan
yang digadang-gadang menjadi sistem pendidikan terbaik di dunia. Hal ini karena
siswa-siswa Finlandia selalu menempati peringkat atas pada tes PISA atau programme
for internasional student assesment. Padahal dalam mengatur sistem
pendidikannya, Finlandia tidak seperti Amerika serikat, Hongkong, Jepang, Singapura
yang menyetel pendidikan mereka menjadi lebih cepat. Lalu apakah yang menjadi
rahasia kesuksesan sistem pendidikan Findlandia selama ini? Tentunya banyak
sekali jawaban untuk persoalan itu. Namun, jawaban yang paling berpengaruh
adalah bagaimana Finlandia memanusiakan manusianya.
Hal ini terlihat dari bagaimana Finlandia menjunjung tinggi
kesejahteraan warganya. Finlandia pun menyadari jika kesajahteraan setiap
manusia sangatlah penting. Oleh sebab itu, sistem pendidikan Finlandia pun
sangat memperhatikan kesejahteraan murid atau pun guru. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan Thim dalam bukunya yang berjudul Teach Like Findland.
Dalam buku itu Thim bercerita bagaimana pengalamannya menjadi guru di Finlandia
dan membandingkan pengalamannya saat menjadi guru di Amerika serikat. Dua
pengalaman yang sangat berbeda sekali tentunya. Ketika di Amerika serikat Thim
tidak memilki waktu luang untuk beristirahat. Sepanjang hari ia gunakan untuk
merancang pembelajaran untuk esok hari atau mengecek surel. Thim benar-benar
mempertaruhkan kesejahteraannya demi pekerjaan. Akan tetapi, hal yang sangat
berbeda ia temui di Finlandia. Ketika ia pindah mengajar ke Finlandia, ia
menemukan sebuah lingkungan yang sangat baru dan berbeda. Mengajar di Finlandia
lebih santai dan tidak penuh tekanan, Thim juga memiliki banyak waktu istirahat
dan berkumpul dengan keluarga. Thim bahkan merasakan menjadi manusia yang
sebenarnya semenjak pindah ke Finlandia. Hal ini terjadi karena prinsip yang
sudah melekat pada masyarakat Finlandia. Prinsip tersebut adalah menjunjung
tinggi kesejahteraan setiap umat manusia. Jika kesejahteraan sudah tercapai,
maka manusia itu akan bahagia. Kebahagiaan itulah yang akan mengantar seseorang
untuk meraih kesuksesan. Hal ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan
Emma Seppala, seorang peneliti di Universitas Stanford sekaligus pengarang the
happines track (2016). Menurut Seppala dalam bukunya, kebahagiaan bukanlah
hasil dari kesuksesan namun kunci dari kesuksesan. Dan jika ingin sukses
menjadi guru, maka guru tersebut harus menikmati pekerjaannya menjadi guru dan
berbahagia. Mungkin itu alasan kenapa para guru di Finlandia terkesan sangat
santai dan tidak terlalu memforsir dirinya dalam bekerja.
Di sisi lain, kesejahteraan juga didapatkan para murid. Hal itu
terlihat dari kebijakan yang diterapkan pada siswanya. Siswa hanya dituntut
belajar 18 jam per minggunya. Selebihnya, mereka bebas bermain dan mengeksplor
kegemarannya. Oleh sebab itu, di setiap sekolah menyediakan sebuah taman
bermain agar setiap siswa bisa bermain. Dan juga di setiap sekolah ada klub
minat dimana nanti setiap siswa diminta untuk bergabung dan mengeksplor
bakatnya. Selain itu, di Finlandia murid tidak mendapatkan lebel. Artinya,
tidak ada murid pintar dan murid bodoh, murid baik dan murid nakal. Semua murid
adalah sama. Sehingga murid tidak tertekan dengan lebel yang didapatkan. Intinya,
kurikulum Finlandia menyetting agar siswa merasa bahagia dan tidak takut
untuk pergi ke sekolah. Tak heran, jika di Finlandia banyak anak kecil yang
berangkat ke sekolah tanpa paksaan dan dengan sesuka hati mereka.
Selain faktor kurikulumnya yang bersemboyan mensejahterakan murid
dan guru, faktor terpenting lainnya adalah bagaimana pemerintah sangat
mendukung sistem pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari negara yang menyediakan
sebuah beasiswa pendidikan selama sembilan tahun pada setiap anak di Finlandia.
Di tambah lagi, pemerintah memberikan subsidi penuh disetiap sekolah yang ada.
Jadi, dari mulai sarana dan prasarana sekolah, layanan makan siang, kesehatan
dan transportasi umum gratis untuk pelajar itu biayanya ditanggung oleh pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar